Senin, 25 Mei 2009

Wah! Paus Ternyata Facebooker

Demam Facebook memang tak mampu dihindari semua kalangan. Situs jejaring sosial ini kerap dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas, mulai sekadar pertemanan, penyebarluasan ide, hingga kampanye. Sehingga, tak heran jika kemudian Paus Benediktus XVI kini membuat situs baru yang tersambung ke Facebook.

Situs itu, seperti dilansir BBC, memperbolehkan pengunjung untuk mengunduh aplikasi ke IPhone guna mengakses video dan berita audio mengenai Paus. Seperti dilaporkan Duncan Kennedy dari Roma, ini merupakan langkah terbaru dari Paus untuk memanfaatkan internet bagi penyebaran pesan gereja.

Situs baru itu bernama Pope-2-You dan memiliki koneksi portal Facebook maupun IPhone. “Ini memungkinkan pengguna Facebook untuk melihat foto dan menerima pesan Paus lewat kartupos virtual, dan menciptakan jaringan sosial seputar Paus,” jelas Vatikan.

Namun, Paus tidak mencantumkan profil pribadinya di Facebook. Sebab, Vatikan ingin menjaga citra pemimpin tertinggi umat Katolik itu sebagai pelayan umat, bukan pemimpin umat.

Aplikasi untuk Iphone memberi kesempatan kepada pengguna untuk memantau kegiatan Paus maupun pidato-pidatonya. Gereja mengatakan langkah Paus itu merupakan penyesuaian dengan abad 21, agar komunikasi dengan ummat tetap berjalan lancar.

Hal ini berbanding terbalik dengan sikap Paus sebelumnya. Ia sebelumnya memeringatkan bahwa jejaring sosial di dunia maya bisa membuat orang menjadi obsesif dan mengasingkan diri.

Read More......

Pro dan Kontra Facebook

Berbagai media seperti internet dan media televisi ramai membicarakan fenomena pro dan kontra Facebook. Fenomena kontra terhadap Facebook yang pertama kali dilancarkan oleh suatu pihak tertentu menuai protes kalangan pro Facebook.
Kalangan pro Facebook, Julia Perez contohnya mengatakan sebenarnya Facebook itu tidak negatif, semua tergantung pemakainya. Tanggapan Julia ini sangat saya setujui, dimana Facebook itu seperti pisau, yang diciptakan untuk memotong bahan makanan (yang sering disalahgunakan untuk membunuh orang).

Pepatah makin tinggi pohon, makin besar angin yang menerpa saya rasa sangat tepat dengan pro dan kontra Facebook ini. Jika Facebook menjadi salah satu situs jejaring sosial yang sekarang sedang ngetren, saya pribadi berharap situs-situs sejenis Facebook tidak mengurangi sosialisasi kita terhadap sesama. Melainkan cuma memfasilitasi.

Soal pro kontra facebook, Roy Suryo menyikapinya dengan bijaksana. Kata dia, facebook itu halal kalau penggunanya baik. Ketegasan sikap itu yang akhirnya membuat Roy mendukung para artis dan banyak orang yang pro facebook.

"Haram atau tidak haramnya facebook memang bukan kapasitas saya untuk bicara. Tapi, menurut saya pribadi, halal atau haramnya lebih bagaimana penggunanya. Jangan dilihat karena satu kasus, jadi yang lainnya terkena. Masak nila setitik rusak susu sebelenga," jelas pakar telematika, Roy Suryo, kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (25/5) siang.

Roy dengan tegas menyatakan facebook itu halal, menjadi sepaham dengan para artis atau banyak orang yang pro facebook. Roy berpendapat asalkan penggunanya baik pastinya hasilnya baik.

"Saya setuju dengan artis dan banyak orang yang pro facebook dan menganggap banyak positifnya. Ini jelas halal dan nggak haram. Saya berpikir facebook atau apa pun itu, tetap baik asal difasilitasi atau digunakan dengan baik. Itu yang patut dicermati," ungkap Roy.

Pembicaraan pun disudahi Roy dengan mengatakan, "Yang patut dicermati, adalah pengguna facebook yang arahnya negatif. Biasanya menggunakan identitas palsu. Itu baru yang diharamkan."

Read More......

Jelang Pemilu, Iran Larang Facebook

Pemerintah Iran memblokir situs jejaring sosial paling populer di dunia, Facebook, sejak akhir pekan lalu. Pihak oposisi menyatakan larangan ini agar Presiden Mahmoud Ahmadinejad bisa menang kembali dalam pemilihan umum pada 12 Juni mendatang.
Facebook baru tiga bulan diizinkan di Iran tapi sudah sangat populer di Iran. Biasanya mereka bertukar foto atau ledek-ledekan. Tapi, menjelang pemilihan umum, Facebook juga menjadi tempat berdiskusi politik yang panas.

Pihak oposisi dengan trampil memanfaatkan Facebook untuk melakukan kampanye. Mereka memanfaatkan situs ini karena, sebelumnya, mereka tidak bisa menggunakan media elektronik yang dikendalikan pemerintah.

Larangan ini membuat marah pihak oposisi. Salah satu kiai terkemuka Mohammad Ali Abtahi, bekas wakil presiden yang sekarang menjadi penasehat salah satu penantang Ahmadinejad yakni Mehdi Karroubi, mengatakan, "Pemerintah ingin mencegah diskusi bebas soal pemilihan umum ini."

Abtahi ini mengetahui pemblokiran Facebook saat pada Minggu (24/5) membuka situs untuk mengetahui diskusi terakhir soal politik, ternyata situs itu tidak lagi bisa dibuka karena diblokir pemerintah.

Kiai ini sudah mengumpulkan teman sampai 3.000--mungkin kira-kira 20 kali lipat jumlah teman yang masuk dalam daftar pengguna Facebook di Indonesia--dalam tiga bulan.

Ribuan teman ini, kata Abtahi, biasa membicarakan masalah politik dengan bebas, yang tidak mungkin muncul di koran-koran.

Pihak oposisi memang gemar memanfaatkan Facebook untuk efektivitas kampanye. Mir Hossein Mousavi--salah satu penantang utama Ahmadinejad--misalnya.

"Kami menggunakan Facebook untuk berhubungan langsung dengan pemilih," kata Saleh Behesti, mahasiswa jurusan desain industri yang membantu kampanye via Internet Mousavi.

Behesti mengatakan mereka memiliki 6.000 orang yang menyebarkan pidato dan pertemuan Mousavi kepada teman-temannya. Akhir pekan lalu, misalnya, 20 ribu orang datang ke kampanye Mousavi di sebuah stadion. "Tanpa Facebook kami tidak mungkin bisa mengumpulkan begitu banyak orang," kata Behesti.

Iran berulang-kali memblokir situs-situs Internet. Tapi biasanya blokir itu terhadap situs-situs yang terkait seks. Keputusan pemblokiran dilakukan oleh Dewan Penentu Isi Penyaringan. Anggota Dewan ini terdiri pemerintah, kehakiman, dan intelijen.

Banyak situs Internet yang gemar mengecam Iran, diblokir. Tapi situs berita terkemuka biasanya tidak diblokir. Pelaksanaan pemblokiran dilakukan oleh Departemen Telekomunikasi, lembaga yang mendistribusikan jaringan Internet kepada perusahaan penyedia layanan Internet di Iran.

Pemerintah Iran belum memberi komentar soal ini. Penasehat media presiden Iran, Ali Akbar Javanfekr, misalnya, malah mengatakan, "Saya belum pernah mendengar soal Facebook. Coba tanya yang lain."

Read More......

Dampak Negatif Internet

Ketergantungan pada internet mulai merambah kota-kota besar di Indonesia. Sayangnya tidak semuanya berdampak positif, bahkan sejauh ini pengguna internet lebih dominan melakukan kegiatan-kegiatan negatif. Untuk dapat mengambil tindakan yang tepat, sebelumnya perlu ada pengertian yang jelas dan praktis terhadap ketergantungan yang tidak sehat akan internet ini. Kecanduan pada dunia cyber terbagi dalam lima kategori.
1. Cybersexual addiction
yaitu obsesi untuk melihat, men-download dan memperdagangkan pornografi. Chat rooms yang berisi fantasi dan role playing untuk dewasa juga termasuk dalam kategori ini.

2. Cyber-relational addiction
adalah keterlibatan yang berlebihan pada hubungan yang terjalin melalui internet (seperti melalui chat room dan virtual affairs) sampai kehilangan kontak dengan hubungan-hubungan yang ada dalam dunia nyata.

3. Net gaming
yaitu sejenis kecanduan karena judi, bermain game, berbelanja dan kegiatan jual beli saham melalui internet yang mengganggu pekerjaan dan/atau mengakibatkan terjadinya utang.

4. Information overload
Karena menemukan informasi yang tidak habis-habisnya yang tersedia di internet, sejumlah orang rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengumpulkan dan mengorganisir berbagai informasi yang ada.

5. Computer addiction
Riset menemukan bahwa beberapa organisasi mengalami dampak negatif sebagai akibat dari kecanduan akan games off-line (seperti Solitaire dan Tetris yang populer di dekade 1980-an lalu), yang memang rata-rata banyak di-install dalam komputer.

Read More......

Fatwa Haram Facebook Tidak Berdasar

JAKARTA - Keinginan para ulama di Jawa Timur yang ingin memfatwakan Facebook, mendapat tentangan keras dari para Facebokers (sebutan bagi pengguna Facebook). Menurut mereka para ulama itu, harus memberikan dalil yang tepat sebelum mengeluarkan keputusan tersebut.
"Fatwa ini sungguh tidak realistis. Ulama itu harus menunjukkan dalil yang tepat karena Facebook juga memberikan dampak yang positif, kok," sungut Chandra Wirawan salah satu aktivis Facebook, saat berbincang dengan okezone, Jumat (22/5/2009).

Ditambahkan juga, situs jejaring sosial seperti Facebook itu justru mempunyai peraturan yang sangat ketat. Salah satu contohnya, jika pengguna Facebook menampilkan foto dari dada ke atas, maka pengelola akan segera menutupnya. Jadi bisa dibilang, Facebook sudah mempunyai filter sendiri.

Selain itu, menurut pria berusia 28 tahun tersebut, kalau ulama itu mau menghadang jejaring sosial, sebaiknya jangan hanya Facebook saja. Masih banyak situs jejaring sosial lain seperti, Friendster, ataupun Myspace. Dan bila memang seperti itu, sama saja ulama melarang penggunaan internet masuk ke Indonesia.

"Kegiatan di dunia maya memang membutuhkan interaksi antara laki-laki dan perempuan. Dan itu tergantung dari masing-masing pribadi dalam mengontrolnya. Malah bisa dibilang, yang mengawasi kegiatan dunia maya itu, hanya dirinya dan malaikat," tegasnya.

Beberapa pengguna lain yang intens mengelola Facebook pun memiliki pendapat mereka masing-masing, namun pada intinya semua memberikan satu suara yang bulat, yaitu menyayangkan sikap MUI jika Facebook akan difatwakan haram.

"Gak setuju kalau main Facebook sampai dibilang haram. Masalahnya selama ini yang saya lihat lebih banyak kebaikannya dibanding keburukannya," ujar Cempaka ketika ditanya pendapatnya oleh Okezone. Mahasiswi 21 tahun ini pun menambahkan, Facebook sangat membantunya dalam keep in touch dan menemukan kembali teman-teman lama.

Hal senada diungkapkan pengguna Facebook lainnya, Adinda, 23 tahun, seorang jurnalis salah satu media online mengatakan keberatannya soal fatwa haram Facebook.

"Sangat tidak penting memberlakukan fatwa haram untuk Facebook, gak relevan aja. Lagipula saya belum pernah menemukan fakta dan data yang mengungkapkan dampak Facebook disalahgunakan untuk kegiatan seks terselubung. Dampak buruk yang sering saya dengar selama ini, paling hanya membuat pengaksesnya lupa diri dan saya rasa itu masih wajar. Bergantung sama pribadi masing-masing lah," ujarnya.

Adinda pun menambahkan, jika iya Facebook akan difatwakan haram, seharusnya hal ini pun berlaku bagi situs jejaring sosial lainnya.

"Memang saat ini fenomena Facebook tengah booming, tapi jika para pengakses dilarang mengakses Facebook, bagaimana dengan situs jejaring sosial lainnya?. Kalau mau diharamkan kenapa pilih-pilih?. Seandainya Facebook ditutup, mereka masih bisa beralih ke situs jejaring sosial lainnya," katanya.

Cempaka mengatakan bahwa jika benar Facebook akan difatwakan haram, kemungkinan dia akan beralih menggunakan situs jejaring sosial lainnya.

"Kalau memang benar diharamkan, saya masih punya beberapa akun di situs jejaring sosial lain seperti MySpace dan yang lainnya,"

Sementara itu, Apriarto, 27 tahun, mengatakan tidak terlalu masalah baginya andai Facebook diharamkan. Dia berpendapat fenomena ini merupakan sebagian kecil dari dampak booming internet di seluruh dunia.

Namun Apriarto menghubungkannya dengan fenomena serupa yang pernah terjadi sebelumnya, karena hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Di berbagai belahan negara lain juga sudah banyak keberatan para pemuka agama atas dampak negatif berbagai situs jejaring sosial.

"Kebetulan memang Facebook yang tengah marak saat ini. Tapi jika baru sekarang MUI memberikan perhatian atas dampak buruk booming internet, kemana saja MUI selama ini? hari gini kok baru berkomentar?" tandasnya. (srn)

Sumber : okezone, Jumat (22/5/2009).

Read More......

Minggu, 24 Mei 2009

Pentagon Diserang Virus Flashdisk

INILAH.COM, Washington - Pentagon melarang setidaknya untuk sementara penggunaan flashdisk. Sebuah virus dideteksi muncul di jaringan departemen pertahanan AS.

Pejabat pertahanan membantah adanya larangan, namun pegawai lembaga itu mendapat email mengenai larangan. Sebagai bagian dari pelarangan itu, Pentagon mengumpulkan flashdisk yang dibeli dan disediakan lembaga itu untuk karyawannya.

Pegawai diberitahu tidak ada jaminan akan bisa mendapat kembali perangkatnya dan tidak jelas berapa lama larangan itu akan dilakukan.

Juru bicara Pentagon, Bryan Whitman tidak menyebut detail virus yang menyerang, namun hanya menyebut sebagai virus global yang menjadi perhatian masyarakat luas.

"Itu bukan masalah yang dihadapi departemen pertahanan sendiri, itu bukan masalah yang dihadapi pemerintah sendiri," kata Whitman.

Pentagon dikenal dengan jaringan komputer besarnya selalu menjadi incaran investigasi oleh pihak luar hingga jutaan kali sehari. Tahun lalu serangan cyber menyebabkan departemen pertahanan harus mematikan hingga 1.500 komputer.

Pejabat mengatakan, usaha menembus sistem telah terdeteksi namun serangan tidak memberikan dampak ke operasi lembaga itu.

Namun militer terus menerus memperingatkan ancaman potensial dari berbagai sumber termasuk negara lain, seperti China serta teroris.[ito]

Read More......

Facebook Mengancam Kesehatan Mental

Beberapa waktu lalu muncul laporan mengenai tanda-tanda orang kecanduan Facebook atau situs jejaring sosial lainnya, misalnya Anda mengubah status lebih dari dua kali sehari dan rajin mengomentari perubahan status teman. Anda juga rajin membaca profil teman lebih dari dua kali sehari meski ia tidak mengirimkan pesan atau men-tag Anda di fotonya

Laporan terbaru dari The Daily Mail menyebutkan, kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental. Hal ini memang bertolak belakang dengan tujuan dibentuknya situs-situs jejaring sosial, di mana pengguna diiming-imingi untuk dapat menemukan teman-teman lama atau berkomentar mengenai apa yang sedang terjadi pada rekan Anda saat ini.

Suatu hubungan mulai menjadi kering ketika para individunya tak lagi menghadiri social gathering, menghindari pertemuan dengan teman-teman atau keluarga, dan lebih memilih berlama-lama menatap komputer (atau ponsel). Ketika akhirnya berinteraksi dengan rekan-rekan, mereka menjadi gelisah karena "berpisah" dari komputernya.

Si pengguna akhirnya tertarik ke dalam dunia artifisial. Seseorang yang teman-teman utamanya adalah orang asing yang baru ditemui di Facebook atau Friendster akan menemui kesulitan dalam berkomunikasi secara face-to-face. Perilaku ini dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius, seperti kanker, stroke, penyakit jantung, dan dementia (kepikunan), demikian menurut Dr Aric Sigman dalam The Biologist, jurnal yang dirilis oleh The Institute of Biology.

Pertemuan secara face-to-face memiliki pengaruh pada tubuh yang tidak terlihat ketika mengirim e-mail. Level hormon seperti oxytocin yang mendorong orang untuk berpelukan atau saling berinteraksi berubah, tergantung dekat atau tidaknya para pengguna. Beberapa gen, termasuk gen yang berhubungan dengan sistem kekebalan dan respons terhadap stres, beraksi secara berbeda, tergantung pada seberapa sering interaksi sosial yang dilakukan seseorang dengan yang lain.

Menurutnya, media elektronik juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. "Salah satu perubahan yang paling sering dilontarkan dalam kebiasaan sehari-hari penduduk Inggris adalah pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit per hari. Kurang dari dua dekade, jumlah orang yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang dapat diajak berdiskusi mengenai masalah penting menjadi berlipat."

Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, Anda dapat mengalami cidera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer. Jika pada malam hari Anda masih sibuk mengomentari status teman Anda, Anda juga kekurangan waktu tidur. Kehilangan waktu tidur dalam waktu lama dapat menyebabkan kantuk berkepanjangan, sulit berkonsentrasi, dan depresi dari sistem kekebalan. Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer juga akan jarang berolahraga sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan obesitas.

Tidak heran jika Dr Sigman mengkhawatirkan arah dari masalah ini. "Situs jejaring sosial seharusnya dapat menjadi bumbu dari kehidupan sosial kita, namun yang kami temukan sangat berbeda. Kenyataannya situs-situs tersebut tidak menjadi alat yang dapat meningkatkan kualitas hidup, melainkan alat yang membuat kita salah arah," tegasnya.

Namun, bila aktivitas Facebook Anda masih sekadar sign in, mengonfirmasi friend requests, lalu sign out, tampaknya Anda tak perlu khawatir bakal terkena risiko kanker, stroke, bahkan menderita pikun.

DIN
Sumber : The Daily Mail

Read More......

Dampak Game Virtual

Jika Al Qur'an mengingatkan kita untuk menjaga diri dan seluruh anggota keluarga kita dari api neraka, sangatlah beralasan. Karena atmosfer bumi di mana kita hidup saat ini, kian sesak dengan komplotan perusak yang akan menjerumuskan kita dan anak-anak kita ke dalam api neraka.
Perang dahsyat yang kini tengah mereka kobarkan bukan dalam bentuk perang senjata belaka. Yang lebih berbahaya lagi adalah, mereka melakukan penyerbuan secara intens alam pikiran anak-anak kita. Tujuan komplotan perusak bumi itu adalah, untuk menghancurkan aqidah, pemikiran, dan cita-cita luhur anak-anak kita yang merupakan calon generasi masa depan.

Komplotan itu telah menyebarkan narkoba secara massive, menjual syair lagu-lagu yang melecehkan eksistensi Tuhan, memproduksi film-film yang mengeksploitasi praktek percabulan, hingga menumbuhsuburkan game-game simulasi yang mampu membuai alam pikiran anak-anak ke dunia awang-awang. Yang terakhir ini kita kelompokkan sebagai permainan "Game Virtual".

"Hampir di semua sudut, kini ditemukan rental game, yang tidak saja digemari anak-anak, tapi juga orang dewasa," komentar Dimitri Mahayana, dosen jurusan Teknik Elektro ITB, dalam orasinya bertajuk "Revolusi Digital, Mitos atau Realitas", pada Dies Natalis ke-35 Universitas Yarsi, Senin (29/04).

Kondisi ini menurut Dimitri, perlu disikapi lebih bijaksana oleh para orang tua khususnya. Sang dosen mengingatkan kita untuk mencermati era digitalisasi yang bukan sekadar dampak natural dari perkembangan iptek belaka. "Masuknya aspek digital dalam tiap sendi kehidupan manusia sendiri, harus juga dicermati. Yaitu bagaimana mengantisipasi berkembangnya nilai-nilai laten," ingatnya.

Tentang nilai laten tersebut, Dimitri menjelaskan bahwa seiring dengan booming internet, peradaban dan kehidupan manusia menjadi makin digital, dan semakin mengikuti perkembangan zaman. Berarti, nilai Dimitri, pengetahuan manusia selalu up to date dan memiliki keunggulan kompetitif.

"Hanya dengan sekali klik, semua layanan yang kita butuhkan tersedia. Mulai dari kesehatan, keuangan dan perbankan, sampai kencan pun bisa diatur lewat internet," komentarnya.

"Namun bagaimana dampak cultural shock yang justru tidak disadari kehadirannya," sambung Dimitri. Sebagian besar orang, menurutnya, justru kurang peduli dengan efek samping perkembangan iptek. Digitalisasi, ujar Dimitri, akan selalu diikuti dengan virtualisasi. Artinya, keberadaan realitas nyata akan tergantikan oleh realitas virtual.

Hal itu pula yang oleh Dimitri dinilai, terjadi pada game virtual. Permainan modern yang banyak digemari anak-anak itu telah menggeser keberadaan permainan tradisional.

"Sudah sulit sekarang kita temukan anak-anak main petak umpet atau kucing-kucingan. Mereka lebih suka menghabiskan waktu berjam-jam main game, meski harus pergi ke rental dan bayar," papar Dimitri tentang perilaku bermain anak-anak modern.

Padahal, ingat dosen ITB itu, game virtual justru tidak mendidik sama sekali. Sejauh ini berbagai game yang tumbuh menjamur di berbagai tempat, hanya melulu menyajikan aspek kekerasan dan erotisme (sensualitas).

Selanjutnya Dimitri mengingatkan lagi, bahwa eksplorasi imajinasi lewat realitas virtual tersebut, dalam kurun waktu tertentu akan memunculkan problem baru di kalangan generasi muda. Yaitu munculnya generasi baru hedonis, pemuja kenikmatan dan kemudahan.

"Bayangkan saja, anak bisa merasakan puasnya membunuh musuh dengan senjata tajam atau bahkan berkencan dengan bintang film seksi terkenal sekalipun. Siapapun yang diinginkannya tinggal diset, semua beres," jelas Dimitri.

Apa yang dikhawatirkan Dimitri, tepat. Sebab hari ini kalangan anak-anak maupun generasi ABG, makin melecehkan norma-norma, sejalan maraknya era teknologi digital. Baik normal sosial, apalagi norma-norma ketuhanan. Iga Mawarni, aktivis Forum Bening, menyebut mereka sebagai generasi instan yang tidak memahami hidup dalam arti sebenarnya.

"Anak itu maunya serba beres, tahu-tahu sudah tersedia. Padahal tidak begitu. Segala sesuatunya berproses," ujar Iga.

Apakah cuma orang dewasa yang bisa melihat film-film keras berdarah-darah dan seks? Jawabannya tidak! Lewat game virtual yang kian mem-booming di pasaran, norma-norma yang memisahkan status dewasa dan anak-anak kian tipis dan akhirnya lenyap. Adegan-adegan privasi dan kekerasan yang hanya "layak" ditonton orang dewasa pun, kini telah dikonsumsi anak-anak. Nilai dan norma dalam abad modern ini kian digerus oleh bacaan, film, tontonan, dan juga game-game itu.

Akhirnya tulisan ini ingin mengingatkan kita semua, untuk berhati-hati menjaga anak-anak dari pengaruh budaya hedonisme yang kian marak tumbuh dalam masyarakat kita. Karena anak-anak kita adalah titipan dan amanah Allah SWT yang harus kita jaga dengan serius. Persis apa yang diingatkan Al Qur'an;

"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka, anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap anak-anak mereka. Oleh karena itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar," (Q.S 4 : 9).

(sulthoni)
sumber : eramuslim.com

Read More......

Sabtu, 23 Mei 2009

Perbedaan komponen komputer palsu & asli

Di era Teknologi ini, Siapa tidak kenal dengan Komputer.Ini bukan lagi sebagai alat bantu , tapi merupakan kebutuhan.Permintaan peralatan ini semakin meningkat.Pasar terbuka lebar. Para pedagang komputer tidak mau ketinggalan momen ini.
Mereka bersaing menarik pembeli, dari harga murah sampai dengan mahal.Segala trik di gunakan untuk menarik pasar dan keuntungan. Ironisnya keuntungan penjualan Komputer ternyata tidaklah menjanjikan.kuntungan sangat tipis belum lagi adanya servis dan garansi yang harus di urus oleh pedagang Komputer.Disamping itu Komputer Branded ramai-ramai menurunkan harga.Akibatnya, pedagang mulai mencari solusi untuk mendapatkan keuntungan. salah satunya mengakali komponen yang ada pada komputer itu. Di sini saya akan menulis artikel dimana kita dapat meneliti komponen mana yang asli dan mana yang tidak asli.sehingga anda tidak akan merasa rugi atau dibohongi.

BERIKUT INI ADALAH CIRI CIRI KOMPOPONEN KOMPUTER YANG PALSU :

1. Processor

Processor palsu/remark/overclock biasanya dijual dalam kondisi TRAY / tanpa BOX. Processor Palsu selain kinerja nya rendah, tingkat kestabilan nya juga rendah, ini diakibatkan karena processor tersebut biasanya dalam kondisi ter overclock, sehingga panas yang ditimbulkan menjadi tinggi yang pada akhirnya membuat komputer tidak stabil / sering terjadi hang. Masa garansi processor palsu biasanya paling lama hanya satu tahun, dan harga nya relatif lebih murah. Cara paling efektif dalam membedakan processor asli dan palsu adalah: cek masa garansi nya (processor Intel asli / AMD asli bergaransi 3 tahun), lalu cek serial number nya, serial number ini harus sama dengan yang tertulis pada box processor. Nb. Istilah palsu di sini adalah komponen yang tidak melalui Quality Control sehingga ketahanan komponen tidak telalu baik

2. MOTHERBOARD PALSU / REKONDISI

Motherboard ini biasanya dijual tanpa menyebutkan merk nya, dan hanya di sebutkan jenis chipsetnya saja, bahkan terkadang dijual juga sebagai barang second. Cara efektif untuk menghindari motherboard palsu adalah dengan menanyakan merk motherboard, masa garansi motherboard, dan meminta semua kelengkapan motherboard tersebut pada saat membeli, misal box motherboard, cd driver, buku petunjuk instalasi dan lain sebagainya.
Cara lain nya adalah dengan melihat serial number motherboard tersebut, serial number yang tertulis di motherboard harus sama dengan yang tertulis di box nya. Masa garansi haruslah minimal 1 tahun dengan minimal garansi 3 bulan pertama rusak di ganti baru.

3. VGA CARD

Sama seperti hal nya Motherboard, VGA palsu biasanya juga dijual tanpa merk dan hanya menyebutkan jenis chipsetnya saja. Cara menghindari vga palsu sama dengan di atas, yaitu menanyakan merk vga, menanyakan masa garansi, meminta kelengkapan dari vga tersebut (box,CD Driver, dan buku petunjuknya) dan cek serial number nya. Cara lain adalah dengan melakukan cross check ke website pabrik pembuat vga card tersebut, karena ada beberapa vga palsu di Indonesia yang dijual dengan merk terkenal, sementara pabrik nya sendiri tidak membuat VGA card dengan jenis tersebut. Masa garansi haruslah minimal 1 tahun dengan minimal garansi 3 bulan pertama rusak di ganti baru.

4. CDROM / DVDROM / CDR.

Cara membedakan dan menghindari nya sama dengan di atas.

5. HARD DISK

Garansi Hard Disk original = 1 tahun rusak langsung diganti baru.

6. MEMORY

Sama dengan di atas. Perbedaannya adalah Memory original itu selalu bergaransi seumur hidup /Life Time, dengan kata lain, jika rusak akan langsung diganti baru.
Berikut di bawah ini adalah perincian masa garansi dari berbagai macam peripheral yang asli / original:
Processor Intel (Celeron & Pentium 4 atau seri diatasnya Duo Core Duo) = garansi 3 tahun rusak diganti baru

Processor AMD (Athlon XP, Sempron, AMD64) = garansi 3 tahun rusak diganti baru
Motherboard ASUS =garansi 2 tahun, 3 bulan rusak di ganti baru

Motherboard GIGABYTE =garansi 3 tahun, 1 tahun rusak di ganti baru

Motherboard ECS = garansi 5 tahun, 3 bulan rusak di ganti baru

Motherboard PC PARTNER = garansi 2 tahun rusak di ganti baru

Motherboard DFI = garansi 1 tahun, 3 bulan rusak di ganti baru

Motherboard Intel = Garansi 2 tahun, 3 bulan rusak diganti baru

lain lain minimal garansi satu tahun, dengan 3 bulan rusak diganti baru

Masa Garansi ini merupakan masa garansi yang di berikan oleh Pabrik, bukan Toko penjual komputer. Walaupun masa garansi yang diberikan cukup lama, tetapi kenyataannya, sebahagian pabrik tidak menyediakan komponen tsb. Ini disebabkan Technologi Computer perkembangannya terlalu cepat. Jadi jika anda membeli komponen komputer perhatikanlah “sesuaikanlah kebutuhan anda”. Harga komputer ,berdasarkan komponen yang terdapat di dalam computer, bukan bentuk luarnya.

Read More......
Template by : kendhin x-template.blogspot.com